Manfaat Teknik Pirolisis dalam Bidang kimia
Oleh Eka Candra Saputra
16030234032
Dalam bidang kimia terdapat berbagai macam teknik
distilasi dalam menentukan suatu produk atau hasil reaksi. Salah satu teknik
tersebut adalah teknik pirolisis atau distilasi kering. Pirolisis adalah dekomposisi
termal bahan-bahan polimer seperti plastik dengan pemanasan tanpa melibatkan
oksigen di dalamnya. Proses ini umumnya berlangsung pada temperatur antara
400-800 ℃ tergantung dari jenis plastik dan target produknya(Syamsiro, Hadiyanto, & Mufrodi, 2016). Jenis lain dari pirolisis yaitu pirolisis biomassa. Pirolisis
biomassa merupakan salah satu teknologi alternatif yang dikembangkan pada
beberapa bidang dalam kimia yang salah satunya adalah untuk mengisolasi senyawa
kimia yang kemudian dapat dikonversi menjadi sumber energi hidrokarbon
alternatif. Umumnya, identifikasi hasil
pirolisis dilakukan menggunakan gas kromatografi-spektra massa/Gas
Chromatography-Mass Spectra(GC-MS)(Fatimah & Nugraha, 2005). Pirolisis
juga digunakan dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar, pembuatan nano
partikel, produksi Tungsten, dan produksi zirkonium. Dalam mengolah sampah
menjadi bahan bakar dibutuhkan suatu alat yang mendukung teknik pirolisis.
Dikarenakan sifat penyusun plastik yang tersusun dari komponen
hidrokarbon minyak bumi, maka limbah plastik sangat berpotensi untuk dikonversi
menjadi BBM(Nugraha, Wahyudi, & Gunardi, 2013). Dekomposisi terjadi karena energi thermal melampaui
energi yang mengikat
rantai molekul. Secara umum polimer
akan mengalami dekomposisi pada suhu
di atas 1,5 kali dari temperatur transisinya(Budhyantoro, 2005).
Dari hasil penelitian oleh Untoro didapatkah hasil sampah plastik jenis
polietilene dapat diolah dengaen proses hydrocracking
yang dibantu dengan katalis menjadi hidrokarbon rantai pendek (sekelas bensin)(Surono, 2013). Dengan adanya alat pengolah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar
alternatif ini
maka permasalahan polusi lingkungan akibat sampah plastik yang sulit terurai dan juga kelangkaan bahan bakar minyak
dari fosil di
masyarakat akan bisa terselesaikan.
Perkembangan penelitian nanoteknologi menjadi salah satu isu terhangat di
dunia saat ini.
Laporan tentang penelitian dan aplikasi teknologi nanopartikel hampir setiap hari dapatditemukan
termasuk didalamnya adalah penelitian tentang nanopartikel ZnO. Konsumsi nanopartikel ZnO di dunia setiap
tahunnya adalah
sekitar 600.000 ton/tahun(Tani & Madles, 2002).
Menariknya metode flame assisted spray pyrolysis (FASP) merupakan metode yang terbaik untuk
menghasilkan nanopatikel
karena prosesnya yang berkesinambungan dengan hasil produksi yang tinggi sehingga sesuai untuk diaplikasikan ke dalam industri(Tani & Madles, 2002). Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan bahwa pembuatan nanopartikel ZnO menggunakan metode flame assisted spray
pyrolysis (FASP) telah
sukses dilakukan dengan laju alir gas pembawa yang lebih lambat akan menghasilkan ukuran partikel ZnO yang lebih kecil pada
metode flame assisted spray pyrolysis (FASP) ini. Sedangkan
pada laju alir gas pembawa
5 L/menit partikel ZnO paling banyak ditemukan dalam rata-rata ukuran 80 nm, berbentuk bola (spherical), dan
memiliki batas partikel
yang jelas dan struktur
kristal nanopartikel ZnO
pada laju alir gas pembawa 5 L/menit adalah hexagonal zincite dan ukuran dXRD sekitar 30,62 nm (Purwanto, Ratnasari, & Suryono, 2014)
Mengacu
pada paragraf diatas bahwa teknologi nano adalah pembuatan dan penggunaan
materi atau alat pada ukuran sangat kecil. Selain ZnO dengan proses FASP
tungsten trioksida juga dapat di produksi dengan proses FASP. Tungsten
trioksida digunakan unuk berbagai keperluan memproduksi untuk X – ray layar
fosfor, untuk fireproofing kain dan
sensor gas. Studi
terbaru melaporkan bahwa sensitivitas
WO3 sensor sangat tergantung pada kerja suhu, pada 573K tanggapan sensor adalah yang terbesar. Tetapi setelah dibuat ukuran ke bentuk nano, senyawa WO3 memiliki
manfaatyang lebih banyak, sebagai fotokatalis, semikonduktor, elektrokramik, pigmen, keramik, solar cell
(Asim & Radiman, 2009). Sifat listrik WO3 terhadap film tergantung pada konsentrasi oksigen
selama deposisi
dan selama resistivitas, dibandingkan dengan pengukuran suhu. Penelitian ini menggunakan dua pembentuk precursor yaitu nebulizer dan TFN (two fluid nozzle). Pertama
melarutkan APT atau WO3,
setelah larut ditambah etanol hingga konsentrasi etanol 500 ml dengan konsentrasi 33%. Pelarutan APT dilakukan di dua
pengubah precursor,
sedangkan pada saat menggunakan WO3
perubahan precursor dilakukan oleh TFN, mempersiapkan alat yang digunakan, memasukkan ke dalam ultranebulizer atau tabung TFN yang digunakan untuk
mengubah precursor.
dan variasi laju alir flow 4; 6,5; 8 L/menit pada flow metter, sedangkan konsentrasi dari larutan 0,005 M,
0,01 M, dan 0,0
2M. Untuk mengetahui ukuran partikel dan bentuk morfologi dilakukan uji SEM (Scanning Electron Microscope). Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan bahwa Terbentuknya WO3 hanya terjadi pada saat penggunaan precursor APT
menggunakan spray
dengan berat konsentrasi APT yang digunakan 0,02 M dalam 500 ml etanol 33%. Etanol digunakan dalam pembakaran
sehingga dapat
memecah senyawa WO3 lebih maksimal (Purwanto, Fitriadi, & Santoso, 2013).
Metode
Pirolisis bisa juga digunakan dalam memproduksi nano partikel zirkonium Meskipun efek dari
tetesan prekursor
pada ukuran partikel dan morfologi
dalam pirolisis semprot telah diterima secara luas, tidak ada penelitian yang telah secara kritis memeriksa dan
mengukur efek ini. Penelitian ini menggunakan tetesan prekursor yang seragam
yang dihasilkan oleh ultrasonik nebulizer dan teknik atomisasi baru, Ultrasound – Modulated Two Fluid (UMTF) atau atomisasi ultrasonik
dengan bantuan udara. Ukuran partikel produk dan keseragaman memang ditentukan dengan
ukuran tetesan dan distribusi ukuran prekursor. Seragam nanopartikel bulat
padat dengan diameter 73 nm dihasilkan oleh semprotkan pirolisis melalui
penggunaan tetesan prekursor yang seragam (Diameter 5-8- "m) dan konsentrasi
prekursor rendah (0,01 wt%). Namun, jauh sebelum ukuran drop prekursor (diameter
puncak, 28 "m dalam atomisasi UTMF vs 6,8" m dalam ultrasonik
konvensional nebulizer atomization), pirolisis semprot UMTF pada ultrasonik 120
kHz frekuensi dan daya penggerak 2.3-W yang dihasilkan lebih besar persentase
partikel YSZ yang lebih kecil dari 0,35- "m diameter (70% dengan UMTF vs
11% dengan ultrasonik konvensional atomisasi nebulizer). Lebih penting lagi,
partikel yang dihasilkan dalam pirolisis semprot tetesan prekursor tepat diukur
dengan a distribusi
ukuran drop yang sangat sempit jauh lebih kecil dari pada diprediksi oleh
mekanisme one-particle-per-drop. Kehadiran dari Partikel berdiameter 20-30 nm
bersama dengan partikel yang lebih besar dengan a diameter rata-rata 95 nm
dalam pirolisis semprot pada suhu 650 ° C dan pendek Waktu tinggal ('0.2 s) menegaskan
aktivitas gas – menjadi – partikel mekanisme konversi (Song & Tsai, 2004).
Blibliografi
Asim, N., & Radiman, B. Y. (2009). Preparation
of WO3 Nanoparticles Uing cetyl trimethyl Ammonium Bromide Supermolecular
Template. Malaysia: Faculty of Science and Technology.
Budhyantoro, C. (2005). Thermoplastik
dalam Industri Teknika Media. Surakarta.
Fatimah, I., &
Nugraha, J. (2005). Identifikasi Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Jati Menggunakan
Principal Component Analysis. JURNAL ILMU DASAR, 6(1), 41–47.
Nugraha, M. F., Wahyudi,
A., & Gunardi, I. (2013). PEMBUATAN FUEL DARI LIQUID HASIL PIROLIS PLASTIK
POLIPROPILEN MELALUI PROSES REFORMING DENGAN KATALIS NiO/γ-Al2O3. JURNAL
TEKNIK POMITS, 2(2), 299–302.
Purwanto, A., Fitriadi,
M. N., & Santoso, K. B. (2013). PEMBUATAN TUNGSTEN OKSIDA DENGAN METODE
FLAME ASSISTED SPRAY PYROLYSIS. JURNAL EKUILIBRIUM, 12(2), 69–71.
Purwanto, A., Ratnasari,
D., & Suryono, D. A. (2014). PEMBUATAN NANOPARTIKEL SENG OKSIDA (ZnO)
MENGGUNAKAN PROSES FLAME ASSISTED SPRAY PYROLYSIS (FASP). JURNAL EKUILIBRIUM,
13(1), 17–21.
Song, Y., & Tsai, S.
(2004). Ultrasonic Spray Pyrolysis for Synthesis of Spherical Zirconia
Particles. JOURNAL OF THE AMERICAN CERAMIC SOCIETY, 87(10),
1864–1871.
Surono, B. U. (2013).
Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak. JURNAL
TEKNIK, 3(1), 32–40.
Syamsiro, M., Hadiyanto,
A. N., & Mufrodi, Z. (2016). Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sebagai
Bahan Baku Mesin Pirolisis Skala Komunal. JURNAL MEKANIKA DAN SISTEM TERMAL,
1(2), 43–48.
Tani, T., & Madles,
L. (2002). Homogeneous ZnO Nanoparticles by Flame Spray Pyrolysis. JOURNAL
NANOPARTICLE RESEARCH, 4, 337–343.
Komentar
Posting Komentar