Langsung ke konten utama

DOI, ISSN dan ISBN

DOI

DOI ( Digital Object Identifier) atau pengidentifikasi objek digital adalah suatu alamat unik yang bersifat permanen. Walaupun sama – sama terdapat di dalam jurnal DOI berbeda dengan ISSN yang memberi identitas unik bagi tiap jurnal, Setiap Makalah tertentu akan diberikan saru identitas yang unik yaitu DOI tersebut. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah kerik jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitknya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada Link of citation.

Format yang dimiliki oleh DOI cukup sederhana, berbentuk string karakter yang terbagi menjadi dua bagian: prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”. Bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen tertentu dan Bagian prefix menunjukkan sebuah otoritas (lembaga) yang berwenang meng-assign DOI. Lokasi tempat dokumen dapat dikaitkan dengan DOI. Hanya dengan DOI, kita bisa mendapatkan dokumen tersebut tanpa harus mengetahui secara persis di URL mana dokumen tersebut disimpan.



Badan – badan yang mengeluarkan DOI seperti publisher besar seperti John Wiley & Sons, Springer Link, Taylor& Frances, Elsevier Group, dan IEEE adalah ember Crossref untuk badan registrasi DOI. Regristrant adalah sebuah sebutan bagi organisasi yang dalam terminologi DOI, dapat mendaftarkan diri ke International DOI Foundation yang mengelola sistem DOI. DOI dikeluarkan oleh sebuah organisasi yang berminat mendaftarkan dokumen – dokumennya ke sistem database DOI. Setelah terdaftar, DOI nya dikeluarkan secara independen oleh registrant.

Bagaimana mengenai Perkembangan DOI di Indonesia?

Lembaga yang memanfaatkan DOI di Indonesia salah satunya adalah Dikti. Dikti dapat menggunakan DOI untuk melacak ekeberadaan sebuah dokumen atau karya ilmuah. Dalam usulannyaa, dosen cukup menuliskan informasi tentang publikasinya, lengkap dengan DOI yang merujuk ke tulisan terbut. Dosen tidak perlu menunjukkan prosiding/jurnal asli ke tim reviewer membuktikan bahwa tulisannya tersebut adalah asli.

Bisakah DOI dipercaya?

            DOI memang tidak ditujukan untuk menjamin apakah sebuah obyek itu bisa dipercaya atau tidak (misalnya, untuk memeriksa keutuhan integritas naskah), tetapi sebagai sebuah sistem, DOI telah distandarkan sebagai ISO 26324. Semua Registrant yang menggunakan DOI harus mematuhi standar ISO ini. Intinya, sistem dan mekanisme DOI dijalankan dalam sebuah lingkungan yang terkendali. Jadi meskipun isi sebuah dokumen bisa saja diragukan, tetapi sistem temu lacaknya dapat dipercaya karena sudah terstandarisasi.



ISSN

Salah satu komponen dalam kepustakaan adalah ISSN. ISSN (International Standard of Serial Number) atau standar internasional nomor majalah, merupakan nomer pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Contoh terbitan berkala yang sering dijumpai adalah surat kabar, newsletter, buku tahunan, majalah, laporan dan maupun prosiding.

ISSN terdiri dari 8 angka yang merupakan nomer pengenal dari majalah tersrbut. ISSN memiliki manfaat yaitu memudahkan pelaksanaan administrasi dalam pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN – nya. Nomor ISSN ini akan memastikan pelanggan atau pembaca mengenai majalah yang sama atau hampir sama judul / namanya.



Mengacu pada definisi ISSN tersebut bahwa ISSN pasti memiliki nomernya sendiri yang tidak mungkin untuk di gandakan. Jika terdapat seseorang yang ketahuan mengkopi ISSN suatu karya, maka dia akan di tindak oleh pihak hukum. Bahkan untuk setiap perubahan kecil seperti suatu karya berganti judul maka akan mendapatkan nomer ISSN yang berbeda

ISSN diberikan oleh lembaga yang bernama ISDS (International Serial Data System) yang berlokasi di paris Prancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISS secara regional dan nasional. Untuk area Asia berkedudukan d Thai National Library, Bangkok Thailand.

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI adalah penerbit ISSN National Center untuk Indonesia, serta memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pemantauan atas seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia.

ISSN diberikan oleh ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia.

Terbitan berkala yang akan mendapatkan ISSN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1.      Membuat surat permohonan

2.      Mengirim (dua) eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan (tiga) lembar fotokopi halaman muka (Sampul depan) majalah yang akan terbit lengkap dengan penulisan volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka arab

3.      Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit

4.      Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi

5.      Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan PDII, kemudian dikirim kembali melalui email

6.      Membayar biaya administrasi sebesar Rp200.000,- ke rekening PDII-LIPI.

Penerbit yang sudah memperoleh nomor ISSN mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1.      Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul, dan halaman daftar isi dari terbitan berkala dengan diawali tulisan ISSN

2.      Mencantumkan barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit belakang untuk terbitan ilmiah. Sedangkan untuk terbitan hiburan atau popular di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka

3.      Mengirimkan terbitannya sekurang-kurangnya 2 (dua) eksemplar setiap kali terbit ke PDII-LIPI, sebagai dokumentasi nasional untuk kepentingan pembuatan Indeks Majalah Ilmiah Indonesia dan koneksi di perpustakaan LIPI

4.      Apabila judul terbitan diganti, harus segera melaporkan ke PDII-LIPI, karena harus mendapatkan ISSN baru.



Perbedaan dengan DOI dengan ISSN

Perbedaan dengan DOI adalah yang paling mencolok dari ISSN adalah sangat dikenal secara meluas, kalau DOI masih sangat sedikit yang mengenal sistem ini. Bahkan oleh dosen dan para senior peneliti. Tidak heran  bahwa regulasi penentuan angka kredit saat inipun Noor DOI belum cukup diakui. Malah masih diwajibkan untuk mencantumkan alamat situs artikel. Inilah makna dari akses permanen meski artikel ‘hanya’ diterbitkan secara elektronik. Dengan ini tidak ada ketergantungan atas perubahan alamat situs penerbit yang mungkin berubah – ubah



ISBN

Sering sekali kita mendengar istilah dalam buku – buku mengenai ISBN. ISBN (International Standard Book Number), atau nomer standar buku internasional. Merupakan pengindetifikasi unik untuk buku – buku yang digunakan secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 196 oleh seorang pedagang buku dan alat tulis, W H Smith. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah untuk memperlancar arus distribusi buku, sehingga pemesanan buku dapat dilakukan berdasarkan ISBN dari buku yang bersangkutan. Cara ini memiliki keuntungan yakni dapat mencegah terjadinya kekeliruan nama pengarang yang sama atau judul buku yang hampir sama tetapi isinya berbeda. Fungsi lain dari ISBN adalah ajang promosi bagi pada penerbit, karena informasi mengenaai ISBN ini dikumpulkan, diterbitkan dan disebarluaskan naik oleh badan Nasional pusat atau badan internasional di Berlin, Jerman

Dalam penulisannya, singkatan ISBN adalah dengan huruf besar dan terletak di depan angka-angka pengenal dan pemeriksa. Antara setiap bagian pengenal dan pemeriksa dibatasi oleh tanda penghubung, misalnya ISBN 979-8006-70-4. Angka pengenal kelompok ISBN untuk Indonesia adalah 979. Dengan demikian setiap judul buku yang mempunyai angka 979 berarti diterbitkan di Indonesia. Saat ini jumlah penerbit yang telah menjadi anggota ISBN sebanyak 548 penerbit.



Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut terdiri atas 5 bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut:

                                    Contoh: ISBN 978-602-8519-93-9

1.      Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978

2.      Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default)

3.       Kode penerbit (publisher prefix) = 8519

4.      Kode judul (title identifier) = 93

5.      Angka pemeriksa (check digit) = 9



Sumber





https://id.wikipedia.org/wiki/ISBN (Diakses, 7 Oktober 2017)



Penulis

Eka Candra Saputra


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Peer Review dan Non-Peer Review

Perbedaan Peer Review dan Non-Peer Review Oleh Eka Candra Saputra 16030234032 Peer review atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan penilaian sejawat merupakan suatu proses peninjauan ulang sebuah karya ilmiah oleh beberapa pihak yang berwenang atau ilmuwan yang paham di bidang studi terkait jenis karya ilmiah tersebut sebelum benar-benar dipublikasikan. Proses peninjauan ulang ini dilakukan oleh orang yang tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan bahan yang dievaluasi yang biasa disebut dengan mitra bestari sedangkan orang yang mengirim manuskrip disebut peer reviewee . Peer reviewer mempunyai tujuan untuk membuat sebuah karya ilmiah memenuhi standar disiplin ilmiah dan standar keilmuan pada umumnya. Proses awal berupa peer reviewee mengirim naskah manuskripnya kepada penenrbit karya ilmiah yang dituju, kemudian pihak editor jurnal menelaah prinsip-prinsip kesesuaian dengan skup jurnal, standar redaksional dan implikasi dari hasil penelitian tersebut. Ketika edi

Pengindeks Jurnal Online

Pengindeks Jurnal Pengertian Pengindeks Jurnal Penulisan Jurnal Ilmiah selalu di ikuti dengan penulisan Indeks mengenai jurnal tersebut. Indeks adalah alat yang digunakan di dunia internet oleh peneliti dan pustakawan untuk menemukan konten ilmiah. Dalam kaitannya dengan pengindeksan, dikenal pula   istilah direktori akses jurnal terbuka atau Directory Open Acces Jurnal (DOAJ). DOAJ merupakan salah satu dari daftar jurnal yang paling terkenal. kemudahan pencarian jurnal sangat diperlukan oleh para pembaca maka perlu pengindeksan yang cukup mudah agar membantu proses mencari. Indeks digunakan untuk pencarian yang lebih tepat, sering didasarkan pada kata kunci atau istilah subjek. Web of Science (WOS) adalah contoh yang baik dari layanan pengindeksan utama.   Indeksasi Jurnal adalah proses pengindeksan pada jurnal. Hal terpenting dari indeksasi jurnal yaitu menyebarkan metadata dan beberapa lembaga pengindeks full teks artikel jurnal pada data Data base eksternal. Manfaat ju