Langsung ke konten utama

Manual Library vs Cyber Library

Manual Library vs Cyber Library

 

oleh Eka Candra saputra

(16030234032) 

Library
     Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. (wikipedia, 2017)

     Perpustakaan bukan hanya menjadi pusat informasi bagi pendidikan, melainkan menjadi pusat informasi penelitian dan pengembangan. Karena ilmu disadari oleh penelitian akan sangat dominan pengaruhnya bagi perkembangan keilmuan. Penulis meyakini dengan perpustakaan yang lengkap dan terus berkembang disinilah letak signifikansinya. Membuat kita nyaman dan berhak mendapatkan pelayanan yang baik.

     Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang  kehidupan dan profesi, hal ini menyebabkan perubahan sistem pada instansi atau perusahaan, juga harus mengubah cara kerja mereka. Teknologi informasi banyak digunakan untuk pengelolaan pekerjaan karena daya efektivitas dan efisiensinya yang sah terbukti mampu mempercepat kinerja pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan atau omset yang masuk.


     Perkembangan dunia perpustakaan diligat dari segi koleksi data dan dokumen yang disimpan, diawali dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semu modern yang menggunakan katalog (index). Perkembangan mutakhir adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam keceptan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jarinngan komputer (internet). Selain itu, dari segi manajemen (teknik pengolahan), dengan semakin kompleknya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi Business process  di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation System) (Romi, 2003:1), berikut 
berikut secara singkat dipaparkan perbedaan secara umum antara perpustakaan manual dan perpustakaan digital (Cyber Library)






NO
PEMBEDA
Manual Library
Cyber Library
1
Waktu
Terbatas jam kerja
Tidak terbatas, dapat diakses 24/7
2
Pengelolaan
sederhana
Membutuhkan media berupa server untuk menyimpan data
3
Jangkauan
Terbatas
Terbatas dan tidak terbatas
4
Isi / buku / konten
Terbatas yang telah dimiliki perpustakaan
Tidak terbatas, dengan mengadakan hyperlink untuk mengakses setiap konten
5
Biaya
Sedang – besar (tergantung dari kapasitas buku)
Besar pada permulaan
6
Tempat
Membutuhkan tempat yang baik dan terawat dan berdasarkan jumlah buku
Tidak terlalu besar
7
Manfaat
Besar – terbatas
Besar – tidak terbatas
8
Keterbatasan
Biaya untuk pembelian buku
Tidak semua buku tersedia dalam bentuk ebook, dan tidak semua buku lama tersedia dalam ebook
9
Sarana pendukung
Terbatas
Tidak terbatas, selama dapat meningkatkan minat dan pengembangan program perpustakaan online (games, video, tips, dll)
10
Pengalaman membaca
Terbiasa karena tidak ada radiasi dari layar elektronik
Terpapar sinar layar elektronik


Tabel 1. Perbandingan antara perpustakaan manual dan digital

Manual Library
    Perpustakaan Manual ialah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan atau gedung tersendiri yang berisi bukubuku koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Atau Perpustakaan fisik  adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai.

Cyber Library/ Digital Library
     E–Library  (Electronic Library) atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. E-Library merupakan suatu kumpulan/koleksi artikel-artikel dan laporan yang tersedia untuk bacaan on-line atau download, e-Library mengarah pada inisiatif pembelajaran integratif. E-Library merupakan sumber yang sempurna untuk mengirimkan teks lengkap dan referensi penting multimedia, serta mudah untuk digunakan dalam penelitian.

     Menghadapi era informasi (information era), informasi menjadi sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Adanya perkembangan dan kemajuan bidang teknologi informasi (Information Technology) yang sangat pesat dewasa ini, mengharuskan perubahan paradigma dan kinerja pada pusat-pusat atau sumber informasi. Salah satu sumber informasi tersebut adalah perpustakaan, Salah satu upaya memaksimalkan pemanfataan dan penggunaan data/informasi di atas adalah mengembangkan infrastruktur informasi dengan konsep perpustakan digital (digital library) atau lebih dikenal dengan e-Library yang pada akhirnya akan menjadi perpustakaan virtual (virtual library), Digital Library (DL) atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istilah digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic library dan virtual library.

     E-Library mulai berkembang pesat sejak tahun 1990 diiringi dengan kemajuan teknologi jaringan komputer yang memungkinkan pengaksesan informasi dari satu tempat ke tempat lain yang sangat jauh dalam waktu singkat. Dimulai dengan terselenggarakannya “Workshop on Digital Libraries“ pada tahun 1994 di Amerika.

Tujuan dari membangun e-Library itu sendiri sangat bermacam – macam seperti Mendukung Pengembangan Kemanusiaan, Eksplorasi Musik Populer (Juga Video dan Multimedia Lain), Sumber Koleksi, Organisasi Bibliografis, Modus Akses, Digitasi Dokumen.

Manfaat E-library sebagai suatu layanan baru di perpustakaan bagi komunitas pengguna perpustakaan adalah sebagai berikut:
  • E-library merupakan layanan yang dapat membantu pada inisiatif pembelajaran yang terintgrasi.
  • E-library merupakan sumber yang sempurna untuk mengirmkan teks lengkap dan referensi penting mutimedia, mudah untuk digunakan dalam penelitian, serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
  • Mahasiswa menemukan jawaban yang mereka butuhkan lebih dari 2000 majalah, surat kabar, buku-buku dan transkrip teks lengkap: termasuk ribuan peta, gambar, website penddik dari pusat pekerjaan rumah dan file audio/vidio.
  • Dosen dan pustakawan bekerja sama untuk membangun mata rantai yang kuat terhadap isi yang terpilih. Menciptakan daftar bacaan dengan halaman-halaman topik, pelajaran-peajaran dan halaman minat dan kepentingan komuitas perguruan tinggi.
  • Mengurangi terjadinya pengulangan kegiatan (plagiarism).
  • Penyebaran dan akses informasi akan lebih cepat tanpa batas waktu dan ruang, karena tidak terikat secara fisik.
  • bersifat lebih luas dari katalog induk dunia (universal main catalogue) dan mampu Melakukan kerjasama dalam jejaring informasi (information networking).
     Dalam mengimplementasikan e-Library, banyak kelebihan yang didapat seperti dokumen mudah ditelusur, keawetan dokumen terjamin, dan lain – lain. Namun Demikian, e-Library sendiri masih memiliki kelemahan seperti hak cipta pada dokumen digital, gangguan virus, digitalisasi dokumen non – elektronik, dan lain – lain. Oleh karena itu, perlu untuk memahami e-Library terlebih dahulu.
Selain itu, membangun suatu e-Library atau perpustakaan digital merupakan suatu usaha besar yang memerlukan perencanaan yang seksama. Hal ini harus disadari bahwa menyebarluaskan setiap jenis informasi berimplikasi pertanggungjawaban tertentu seperti hak cipta, masalah sosial dan masalah etis.
     Untuk membangun e-Library, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan agar pembangunan e-Library tersebut dapat berjalan optimal. Adapun faktor – faktornya seperti analisis kebutuhan, studi kelayakan, pemilihan software, aspek manusia, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk mengembangkan suatu program perpustakaan digital harus didukung dana dan sumberdaya manusia yang handal karena harus mampu mengelola berbagai komponen penting di dalamnya seperti : isi (content); sumberdaya informasi (information resources), aplikasi informasi (information application) dan jasa informasi (information services).
     Perpustakaan digital adalah perpustakaan dimana seluruh koleksinya sudah berbentuk digital. sementara menurut Digital Library Federation di Amerika Serikat memberikan definisi perpustakaan digital sebagai organisasi-organisasi yang menyediakan sumber-sumber, termasuk staff dengan keahlian khusus, untuk menyeleksi, menyusun, menginterpretasi, memberikan akses intelektual, mendistribusikan, melestarikan, dan menjamin keberadaan koleksi karya-karya digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh komunitas masyarakat tertentu atau masyarakat terpilih, secara ekonomis dan mudah.
     Berdasarkan International Conference of Digital Library 2004,konsep Perpustakaan digital adalah sebagai perpustakaan elektronik yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh kembali melalui format digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi. Perpustakaan digital ini banyak dikembangkan oleh perpustakaan-perpustakaan Universitas di Amerika Serikat.
Istilah perpustakaan digital itu sendiri digunakan sekitar tahun 1994 sebagaimana diuraikan Harter (1997) dalam Chisenga (2003), penggunaan istilah perpustakaan digital secara relatif dapat ditelusuri dalam tahun 1994 melalui pembentukan Digital Libraries Initiative (DLI) yang didanai bersama oleh National Science Foundation, Advanced Research Projects Agency dan National Aeronautics and SpaceAdministrationdi Amerika. Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses objek informasi tesebut melalui perangkat digital (Sismanto, 2008). Lesk (dalam Pendit, 2007) memandang perpustakaan digital secara sangat umum sebagai mata-mata kumpulan informasi digital yang tertata. Arms (dalam Pendit, 2000) memperluas sedikitnya dengan menambahkan bahwa koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi. Selain istilah perpustakaan digital (Digital Library) terdapat juga istilah lain seperti Electronic Library, Virtual Library, Cyber Library, dan lain sebagainya dimana semua itu memiliki makna yang sama yaitu perpustakaan yang memiliki koleksi dalam bentuk digital dan dapat diakses oleh para pengguna dimanapun dan kapanpun. Perbedaan “perpustakaan biasa” dengan “perpustakaan digital” terlihat pada keberadaan koleksi (Subrata, 2009:5). Koleksi digital tidak harus berada di sebuah tempat fisik, sedangkan koleksi biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu perpustakaan. Perbedaan kedua terlihat dari konsepnya. Konsep perpustakaan digital identik dengan internet atau komputer, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku-buku yang terletak pada suatu tempat. Perbedaan ketiga, perpustakaan digital bisa dinikmati pengguna dimana saja pengguna itu berada dan dengan tanpa terbatasnya waktu, sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan dengan jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan organisasi perpusakaan tersebut.National Information Standards Organization (NISO, 2007) dalam karyanya berjudul: “A Framework of Guidance for Building Good Digital Collections” menguraikan komponen-komponen utama yang diperlukan sebagai standar pengembangan perpustakaan digital. Ada empat jenis kriteria yang harus menjadi pokok utama, yaitu:

Collection(organized groups of object), dengan prinsip-prinsip pengembangannya sebagai berikut:
  1. Diwujudkan berdasarkan pada kebijakan pengembangan koleksi yang jelas.
  2. Koleksi sebaiknya dideskripsikan.
  3. Dipelihara sepanjang waktu.
  4. Tersedia secara luas.
  5. Menghormati hak atas kekayaan intelektual.
  6. Memiliki mekanisme.
  7. Koleksi interoperable.
  8. Terintegrasi dengan alur kerja yang ada dalam institusi.
  9. Berkelanjutan sepanjang waktu.
Object(digital materials), prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman:
  1. Eksis dalam format yang mendukung penggunaan yang diinginkan.
  2. Bisa dipelihara dimana obyek tidak akan menimbulkan rintangan dan dapat diakses setiap saat.
  3. Bermakna dan berguna di luar konteks lokal, mudah dipindahkan, bisa digunakan kembali, dan dapat dipertukarkan.
  4. Ditandai dengan identifier yang tetap dan bersifat unik.
  5. Dapat diautentifikasi.
  6. Memiliki metadata berkaitan.
Metadata (information about objects and collection), prinsip-prinsipyang dapat digunakan:
  1. Metadata sesuai dengan standar komunitas.
  2. Mendukung interoperability.
  3. Menggunakan authority control (mengatur sumber) dan standar konten.
  4. Mencakup tentang pernyataan tentang syarat-syarat penggunaan obyek digital.
  5. Mendukung pemeliharaan dan preservasi jangka panjang terhadap obyek dalam koleksi.
Initiatives (programs or project to create and manage collections), prinsip-prinsip yang dapat diterapkan:
  1. Memiliki desain dasar dan komponen perencanaan.
  2. Memiliki staf yang sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
  3. Mengikuti best practices untuk manajemen proyek.
  4. Memiliki komponen evaluasi.
  5. Memasarkan dan menyebarluaskan informasi tentang proses dan hasil proyek kepada pemangku kepentingan.
Cyber Library Open Source
     Sumber terbuka (Inggris: open source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.
     Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.

Cyber Library Close Source
    Close Source adalah Sistem operasi perpustakaan online yang codenya tidak dibuka untuk umum, pemilik code yang close source bisa membagi source codenya melalui lisensi dengan gratis maupun membayar. meskipun gratis, lisensi tertentu bisa membuat sebuah sistem operasi tidak sepenuhnya open source. Misalnya jika lisensi tersebut ada larangan untuk memodifikasi code, maka sistem operasi ini tidak open source.

Cyber Library Subscribe Source
     Subscribe adalah sebuah menu layanan gratis ataupun berbayar untuk pengunjung dengan cara memasukkan email aktif untuk memudahkan pengunjung mengetahui post terbaru melalui tautan yang dikirim lewat email tersebut. Dimana pada perpustakaan digital/Cyber Library menyediakan menu layanan gratis ataupun berbayar untuk pembaca, memudahkan pembaca untuk mengetahui informasi/pengetahuan terbaru berkaitan dengan perpustakaan. Pembaca mengetahui informasi pengetahuan terbaru tersebut dapat melalui tautan yang dikirm lewat email pembaca.

Directory
     Directory merupakan sistem pengelompokkan data-data file pada pembagian ruang-ruang di dalam suatu media penyimpanan. Tujuan pembuatan direktori ialah agar suatu file dapat dikelompokkan pada file yang sejenis, sehingga lebih terorganisir dan mudah dicari. Berikut diberikan beberapa website mengenai direktori perpustakaan digital di Indonesia :



NO
Perpustakaan Online Universitas
Alamat Situs / URL
1
Perpustakaan STAN
2
Perpustakaan Universitas Airlangga
3
Perpustakaan MMUGM
4
Perpustakaan Universitas Islam Indonesia
5
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada
6
Perpustakaan ITB
7
Perpustakaan Universitas Indonesia
8
Perpustakaan Univ. Muhmmadiyah Surakarta
9
Perpustakaan Universitas Gunadarma
10
Perpustakaan UPI
11
Perpustakaan Univ.ersitas Sumatera Utama
12
Perpustakaan UNIKA Atma Jaya
13
Perpustakaan IPB
14
Perpustakaan Teknik Geologi UGM
15
Perpustakaan Universitas Surakarta
16
Perpustakaan Fak. Ilmu Budaya Univ. Lencana Kuning Riau
17
Perpustakaan Ilmu Keperawatan UNDIP
18
Perpustakaan Universitas Paramadina
19
Perpustakaan STAIN Kediri
20
Perpustakaan IBII
21
Perpustakaan Fak. Usuludin dan Filsafat Univ. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22
Perpustakaan Univ. Bangka Belitung
23
Perpustakaan Univ. Negeri Malang
24
Perpustakaan Fak. Ekonomi Univ. Brawijaya
25
Perpustakaan FISIPOL UGM
26
Perpustakaan Fak. Ekonomi Trisakti
27
Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan
28
Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta
29
Perpustakaan Univ. Tarumanagara
30
Perpustakaan Fak. Kedokteran UGM
31
Perpustakaan Univ. Kristen Satya Wacana
32
Perpustakaan Universitas YASRI
33
Perpustakaan UMI Makasar
34
Perpustakaan UPN Veteran Jogja
35
Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya
36
Perpustakaan Universitas BINUS
37
Perpustakaan Universitas Trunojoyo
38
Perpustakaan STPN
39
Perpustakaan Univ. Al-Azhar Indonesia
40
Perpustakaan UKDW
41
Perpustakaan Universitas Nasional
42
Perpustakaan Institute Teknologi Sepuluh November
43
Perpustakaan Universitas Mercubuana
44
Perpustakaan STMIK & AMIK
45
Perpustakaan Univ. Widyatama
46
Perpustakaan Universitas Lambung Mangkurat
47
Perpustakaan SMT UGM
48
Perpustakaan Universitas Sultan Syarif Kasim
49
Perpustakaan Univ. Jend. Sudirman
50
Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama Islam Tribakti
51
Perpustakaan Univ. Padjajaran Bandung
52
Perpustakaan UMS
Tabel 2. Direktori perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia


semua link yang tertera pada tabel diatas belum sepenuhnya bisa diakses, beberapa mengalami maintenance, atau perubahan website



DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2017. Perputakaan Digital. https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan_digital. (21 september 2017).

Mulyana, Saepul. 2010. Peran Perputakaan di Masa Kini. http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1136663334&&Juni&1036006072&2011&1286264712&saep001&&1. (23 September 2017
Salehbrik. 2015. Perbedaan sistem operasi open source dan close source dan contohnya. https://salehbrik.wordpress.com/2015/10/21/perbedaan-sistem-operasi-open-source-dan-close-source-dan-contohnya/. (24 September 2017
Sumardji, P. 1978. Mengelola Perpustakaan. Jakarta : Kanisius
Widya, Utami. 2013. Definisi Directory. http://informatika-site.blogspot.co.id/2013/05/definisi-directory.html (22 september 2017).











Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOI, ISSN dan ISBN

DOI DOI ( Digital Object Identifier) atau pengidentifikasi objek digital adalah suatu alamat unik yang bersifat permanen. Walaupun sama – sama terdapat di dalam jurnal DOI berbeda dengan ISSN yang memberi identitas unik bagi tiap jurnal, Setiap Makalah tertentu akan diberikan saru identitas yang unik yaitu DOI tersebut. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah kerik jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitknya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada Link of citation . Format yang dimiliki oleh DOI cukup sederhana, berbentuk string karakter yang terbagi menjadi dua bagian: prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”. Bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen tertentu dan Bagian prefix menunjukkan sebuah otoritas (lembaga) yang berwenang meng-assign DOI. Lokasi tempat dokumen dapat dikaitkan d

Perbedaan Peer Review dan Non-Peer Review

Perbedaan Peer Review dan Non-Peer Review Oleh Eka Candra Saputra 16030234032 Peer review atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan penilaian sejawat merupakan suatu proses peninjauan ulang sebuah karya ilmiah oleh beberapa pihak yang berwenang atau ilmuwan yang paham di bidang studi terkait jenis karya ilmiah tersebut sebelum benar-benar dipublikasikan. Proses peninjauan ulang ini dilakukan oleh orang yang tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan bahan yang dievaluasi yang biasa disebut dengan mitra bestari sedangkan orang yang mengirim manuskrip disebut peer reviewee . Peer reviewer mempunyai tujuan untuk membuat sebuah karya ilmiah memenuhi standar disiplin ilmiah dan standar keilmuan pada umumnya. Proses awal berupa peer reviewee mengirim naskah manuskripnya kepada penenrbit karya ilmiah yang dituju, kemudian pihak editor jurnal menelaah prinsip-prinsip kesesuaian dengan skup jurnal, standar redaksional dan implikasi dari hasil penelitian tersebut. Ketika edi

Pengindeks Jurnal Online

Pengindeks Jurnal Pengertian Pengindeks Jurnal Penulisan Jurnal Ilmiah selalu di ikuti dengan penulisan Indeks mengenai jurnal tersebut. Indeks adalah alat yang digunakan di dunia internet oleh peneliti dan pustakawan untuk menemukan konten ilmiah. Dalam kaitannya dengan pengindeksan, dikenal pula   istilah direktori akses jurnal terbuka atau Directory Open Acces Jurnal (DOAJ). DOAJ merupakan salah satu dari daftar jurnal yang paling terkenal. kemudahan pencarian jurnal sangat diperlukan oleh para pembaca maka perlu pengindeksan yang cukup mudah agar membantu proses mencari. Indeks digunakan untuk pencarian yang lebih tepat, sering didasarkan pada kata kunci atau istilah subjek. Web of Science (WOS) adalah contoh yang baik dari layanan pengindeksan utama.   Indeksasi Jurnal adalah proses pengindeksan pada jurnal. Hal terpenting dari indeksasi jurnal yaitu menyebarkan metadata dan beberapa lembaga pengindeks full teks artikel jurnal pada data Data base eksternal. Manfaat ju